Rabu, 16 November 2016

SISTEM GERAK PADA MANUSIA




SISTEM GERAK AKTIF PADA MANUSIA

A.  Otot sebagai alat gerak aktif
Otot memiliki 3 kemampuan spesifik yaitu:
·         Kontraktibilitas
Adalah kemampuan otot untuk memendek dari ukuran otot semula.
·         Ekstensibilitas
Adalah kemampuan otot utnk mi ukuran memanjang sehingga berukuran lbih panjang dari ukuran semula.
·         Elastisitas
Adalah kemampuan toto untuk kembali keukuran semula setelah otot berkontrasksi dan berekstensi.
Otot  tersusun dari dua macam filamen yaitu, filamen aktin (tipis) dan filamen miosin (tebal). Filamen akin dan filamen miosin ergabung membentuk miofibril. Miofibril menyususn serabut otot dan srabut –serabut otot menyususn satu otot.
1.  Jenis jenis otot
Berdasarkan bentuk morfologinya, sistem kerja, dan lokasinya di dalam tubuh, otot dibedakan menjadi :
a.  Otot lurik / otot rangka / otot serat lintang
Otot lurik disebut juga otot sadar karena bekerja dikendalikan oleh kehendak kita. Otot lurik tersusun dari miofibril berinti banyak, intinya terletak di tepi sel, berwarna gelap dan terang, tersusun teratur, serta tampak bergaris. Otot lurik mempunyai kontraksi cepat, tidka teratur dan mudah lelah. Otot lurik melekat pada rangka dan berfungsi menggerakkan rangka. Otot lurik dapat bergerak karena rangsang berupa panas, dingin, listrik dan rangsang kimia
b.  Otot jantun / miokardium
Otot jantung mempunyai ciri seperti otot lurik, tetapi berinti satu / dua dan terleak  ditenah sel. Selain itu, otot jantung bercabang- cabang menghubungkan sel satu dengan sel yang lain. Cabang dari otot jantung disebut anastomosis. Batas antarsel otot jantung tampak jelas dan disebut dengan diskus interkalaris. Otot jantung hanya terdapat di jantung dan kontraksinya bekerja di luar kesadran.
c.   Otot polos
Sel otot berbentuk seperti gelondong, berinti satu dan intinya terletak di tengah sel. Kontraksinya lambat dan tidak mudah lelah. Hal ini disebabkan karena kerja otot polos tidak di pengaruhi oleh kehendak. Otot polos terdapat pada dinding organ-organ bagian dalam.


2.  Jenis-jenis gerak
Otot sinergis adalah pasangan otot yang kerjanya saling menunjan. Adapun otot antagonis adalah pasangan otot yang melakukan gerak berlawan terhadap otot yang sedang melakukan kontraksi.
Beberapa jenis gerakan otot antagonis, yaitu:
a.  Abduksi-adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan.contohnya gerak tangan sejajar bahu. Sedangkan  Adduksi adalah gerakan mendekati badan, contohnya posisi tangan dalam sikap sempurna.


b.  Depresi- elevasi
Depresi adalah gerakan menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak mengangkat misalkan gerakan kepala menunduk dan menengadah.


c.   Supinasi-pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerakan menelungkupkan tangan. Kedua jenis gerakan ini seperti gerakan melingkar dalam satu sumbu sentral sehingga disebut juga dengan rotasi.


d.  Ekstensi –fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan, sedangkan fleksi adalah gerakkan membengkokkan. Misalkan pada ekstensi yaitu pada posisi kaki yang lurus saat berdiri dan pada fleksi yaitu pada posisi kaki menekuk pada saat jongkok.


3.  Mekanisme gerak otot
Jika otot mendapatkan rangsang, asetilkolin dalam otot akan membebaskan ion kalsium yang merangsang pembentukan aktomiosin sehingga mengakibatkan otot berkontraksi.apabila sudah tidak ada rangsangan, io kalsium akan direabsorpsi. Akibatnya, konsentrasi ion kalsium berkurang dan ikatan antar aktin dan miosin terlepas. Dengan demikian, sarkomer akan memanjang dan otot dalam keadaan relaksasi.
4.  sumber energi
saat otot berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan dari darah sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP + energi, lalu ADP terurai menjadi AMP (adenosin monfosfat) + energi. Energi yang membenuk ATP berasal dari penguraian gula otot/glikogen yang dilarutkan menjadi laktasidogen dan diubah menjadi glukosa + asam laktat. Perhatikan skema berikut:


5.  gangguan dan kelainan pada otot
  •  atrofi otot : penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau     kehilangan kemampuan berkontraksi.
      
  • hipertrofi otot: otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan.
  •  distrofi otot: penyakit melemahnya otot akibat cacat genetis.
  •   hernia abdominal: dinding otot abdominal sobek serta mengakibatkan usus melorot dan masuk kedalam rongga perut.
  • kram atau kejang: terjadi akibat kontraksi otot yang terus menerus.
  • Tetanus: otot menjadi kejang akibat infeksi bakteri clostridium tetani. 
Sekian dari saya, terima kasih ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar